
Profil Desa Sepakat
Desa Sepakat merupakan desa pemekaran dari Desa Plampang yang dibentuk pada tahun 1991. Desa ini awalnya bernama Desa Persiapan Sepakat, hasil dari kerja keras para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan perwakilan perempuan. Penamaan tersebut mencerminkan semangat kearifan lokal masyarakat yang dikenal dengan falsafah “Saipo Lamin No Kita.”
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat Nomor 532 Tahun 1991, Desa Sepakat ditetapkan sebagai desa persiapan. Kemudian melalui Peraturan Bupati Sumbawa, desa ini resmi menjadi desa definitif pada tanggal 26 Oktober 1994.
Mungkin timbul pertanyaan, mengapa desa ini dinamakan Sepakat?
Hal ini berawal dari berbagai usulan nama oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga pemerintah daerah. Nama-nama seperti Plampang Atas, Batu Alang, dan Brang Seman sempat diajukan, namun tidak ada yang disepakati bersama. Hingga akhirnya, dalam satu rapat besar, seluruh pihak baru mencapai kesepakatan untuk menamai desa ini sebagai Desa Sepakat—sebagai simbol kebersamaan dan persatuan.
Pada awalnya, Desa Sepakat terdiri dari lima dusun definitif, yaitu:
Namun, setelah tahun 2005, desa ini dimekarkan menjadi dua, yaitu Desa Sepakat dan Desa Persiapan Selante. Sejak itu, Desa Sepakat memiliki tiga dusun:
Desa Sepakat dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku seperti Samawa, Sasak, Mbojo, Bali, dan Jawa, serta menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen, dan Hindu. Meskipun beragam, masyarakat tetap hidup rukun dengan tekad yang sama, yaitu membangun desa dengan semangat "Riam Remo."
Desa Sepakat dikenal dengan komoditas unggulan sawo Plampang, yang telah diakui secara nasional melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 522/Kpts/PD.20/10/2003, tanggal 28 Oktober 2003 dan Sawo Plampang ditetapkan sebagai varietas unggul nasional. Ke depan, masyarakat desa diharapkan menanam pohon sawo di pekarangan masing-masing untuk melestarikan identitas desa.
Selain sawo, kini masyarakat juga memanfaatkan lahan tidur untuk menanam jagung dan padi gogo—komoditas andalan Kabupaten Sumbawa Bagian Timur—tanpa meninggalkan peran penting sawo sebagai ikon pertanian lokal. Program ini bekerja sama langsung di lahan-lahan yang berada di wilayah Desa Sepakat.
Keberhasilan pembangunan Desa Sepakat tidak terlepas dari kerja sama seluruh elemen masyarakat, terutama:
Masyarakat Desa Sepakat menerapkan sistem gotong royong empat menit di rumah masing-masing setiap hari, guna menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan bersama.
Desa Sepakat mendukung program nasional Bumi Sejuta Sapi (BSS). Masyarakat terus didorong untuk meningkatkan populasi ternak demi pemenuhan gizi keluarga dan peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Desa Sepakat memiliki kelompok-kelompok adat yang aktif mengelola kegiatan sosial, seperti: